Gracilaria sp Merupakan rumput laut yang dibudidayakan di muara sungai atau di tambak, meskipun habitat awalnya berasal dari laut. Hal ini terjadi karena tingkat toleransi hidup yang tinggi ampai salinitas 15 per mil (Anggadiredja, dkk. 2006) Gracilaria sp. merupakan bahan mentah untuk pembuatan agar-agar. Di Indonesia, rumput laut marga ini merupakan pemasok bahan baku pabrik agar-agar (Romimohtarto dan Juwana, 2007).
Rumput laut marga gracilaria banyak jenisnya, masing-masing memiliki sifat-sifat morfologi dan anatomi yang berbeda serta dengan nama ilmiah yang berbeda pula, seperti: gracilaria confervoides, gracilaria gigas, gracilaria verucosa, gracilaria lichenoides, gracilaria crasa, gracilaria blodgettii, gracilaria arcuata, gracilaria taenioides, gracilaria eucheumoides, dan banyak lagi. Beberapa ahli menduga bahwa rumput laut marga gracilaria memiliki jenis yang paling banyak dibandingkan dengan marga lainnya (Tim AGP, 2008).
Menurut Anggadiredja,.dkk (2006) klasifikasi Gracilaria adalah sebagai berikut :
Divisio : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Bangsa : Gigartinales
Suku : Gracilariaceae Marga :Gracilaria
Jenis : Gracilaria sp
Menurut Aslan (1993) Gracilaria sp memiliki ciri sebagai berikut:
- Thalli berbentuk silindris / gepeng dengan percabangan, mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun.
- Diatas percabangan umumnya bentuk thalli agak mengecil
- Perbedaan bentuk, struktur dan asal usul pembentukan organ reproduksi sangat penting dalam perbedaan tiap spesies
- Warna thalli beragam, mulai dari warna hijau-cokelat, merah, pirang, merah-cokelat, dan sebagainya.
- Substansi thalli menyerupai gel atau lunak seperti tulang rawan
Pertumbuhan Gracilaria sp, umumnya lebih baik di tempat dangkal daripada tempat dalam. Substrat tempat melekatnya dapat berupa batu, pasir, lumpur, dan lain-lain. Kebanyakan lebih menyukai intensitas cahaya yang lebih tinggi. Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan pembiakan. Suhu optimum untuk pertumbuhan adalah antara 20-28oC, tumbuh pada kisaran kadar garam yang tinggi dan tahan sampai pada kadar garam 50 permil. Dalam keadaan basah dapat tahan hidup diatas permukaan air (exposed) selama satu hari (Aslan, 1993).
Potensi produksi rumput laut cukup meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Departemen Pertanian (1988) dalam Winarno, F.G (1996), lokasi pengembangan budidaya rumput laut di Indonesia seluas 25.700 Ha, akan tetapi tingkat konsumsi bagi masyarakat Indonesia yang menggunakannya sebagai bahan pangan sumber serat dan yodium masih rendah. Oleh karena itu hal tersebut merupakan peluang yang sangat potensial bagi pengembangan teknologi pangan yang memanfaatkan rumput laut untuk menghasilkan produk olahan yang berkualitas cukup tinggi bagi jenis-jenis makanan yang banyak digemari oleh masyarakat luas.
Komposisi utama dari rumput laut yang dapat digunakan sebagai bahan pangan adalah karbohidrat, tetapi karena kandungan karbohidrat sebagian besar terdiri dari senyawa gumi yakni polimer polisakarida yang berbentuk serat, dikenal sebagai dietary fiber, maka hanya sebagian kecil saja dari kandungan karbohidrat yang dapat diserap dalam sistem pencernaan manusia. Kandungan gizi rumput laut terpenting justru pada trace element, khususnya yodium yang berkisar 0,1-0,15% dari berat keringnya (Winarno, F.G. 1996).
Gracilaria sp. merupakan jenis rumput laut yang paling banyak digunakan dalam produksi agar-agar. Hal ini karena Gracilaria sp. mudah diperoleh, murah harganya dan juga lebih mudah dalam pengolahan. Gracilaria sp. Memiliki kandungan agarosa dan agaropektin yang cukup baik sehingga dapat menghasilkan agar-agar dengan kekuatan gel yang kuat dan kokoh dibandingkan dengan hasil ekstraksi Gelidium sp. (Winarno, 1996).
Gracilaria sp adalah rumput laut penghasil agar-agar dari kelas Rhodophyceae (ganggang merah), famili Gracilariaceae. Sedangkan agar-agar adalah hydrophylic colloid atau senyawa poly sacharida yang diekstraks dari ganggang merah (Rhodophyceae) yang tidak larut dalam air dingin tetapi larut dalam air panas Struktur utama agar-agar adalah Agarobiose yang terdiri dari ikatan β (1-4) D-galactose dan α (1-3) 3,6 –anhydro-galactose secara bergantian atau terbentuk dari rangkaian ikatan 1,3 b-D galaktopiranosa dan ikatan 1,4–3,6 anhidro-a-galaktopiranosa (Istini dan Zatnika, 2009).
Agar-agar menjadi sangat penting karena memiliki fungsi sebagai zat pengental, pengemulsi, penstabil dan pensuspensi yang banyak digunakan dalam berbagai industri seperti industri makanan, minuman, farmasi, biologi dan lain lain. Sebagian besar agar-agar digunakan dalam industri makanan dalam bentuk jely; ice cream, makanan kaleng (daging dan ikan) dan roti, permen manisan, pemen selai (Anggadiredja, dkk,. 2006).
Dari berbagai Sumber.